Minggu, 07 Juni 2015

KEISTIMEWAAN ISTANA TAMPAK SIRING



Mengenal Istana Kepresidenan Tampak Siring Bali


Sudah menjadi tradisi di sekolah kita tercinta SMAN 1 MANYAR GRESIK setiap taun di kelas XI akan selalu diadakan study wisata ke luar kota. Kali ini kami mengunjugi pulau yang selalu menjadi destinasi wisata favorit di Indonesia, yaitu Pulau Dewata Bali. Kenapa kok favorit? Karena memang favorit hehehe.  Namun kita kesana bukan hanya untuk bersenang – senang dan liburan semata, kita juga punya tujuan dan juga belajar tentang budaya dan keunikan lainnya dari Pulau Bali lhooooo.


Salah satu tujuan kami di Bali yaitu mengunjungi Istana Kepresidenan Tampak Siring, menurut kami tempat itu sangat unik dan menarik untuk diteliti. Lalu kami sepakat untuk mengulik apa aja sih yang istimewa dan yang membuat istana kepresidenan di Bali ini beda dengan Istana-istana yang lainnya.


Okee yuk langsung aja cus yuk, pada tanggal 24 April 2015 kami berangkat menuju Pulau Bali. Lalu setelah tiba kami melanjutkan perjalanan ke tujuan pertama kami, yaitu Istana Kepresidenan Tampak Siring. Menurut informasi yang kami dapat melalui berbagai macam metode seperti metode observasi, metode literatur, metode dokumentasi dan metode wawancara dengan narasumber tour guide yang bernama Ni Putu Imara bahwa sebenernya  presiden itu memiliki banyak istana negara yang tersebar di berbagai daerah lho, misalnya aja kayak Istana Jogja, Istana Cipanas, Istana Jakarta, Istana Bogor, dan yang terakhir adalah Istana Tampak Siring yang berada di Bali.


Dari Sejarahnya, Istana Merdeka, Istana Negara, Gedung Agung (Istana Yogyakarta), Istana Cipanas, dan Istana Bogor dibangun pada masa Pemerintah Hindia Belanda. Istana Kepresidenan Tampak siring berdiri atas prakarsa Presiden I Republik Indonesia, Soekarno, sehingga dapat dikatakan Istana Kepresidenan Tampak siring merupakan satu-satunya istana yang dibangun pada masa pemerintahan Indonesia. Istana Tampak Siring  terletak di Desa Tampak siring, Kecamatan Tampak siring, Kabupaten Gianyar, Bali.


Istana tampak siring dibangun pada tahun 1957-1960, Nama Tampaksiring diambil dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu tampak (yang bermakna ‘telapak’) dan siring (yang berarti ‘miring’). Menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas telapak Ia mekaki seorang Raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, tetapi bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya sebagai dewa serta menyuruh seluruh rakyatnya untuk menyembahnya. Sebagai akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indah marah dan mengirimkan balatentaranya untuk menghancurkannya.  Namun Mayadenawa berlari memasuki sebuah hutan. Hal tersebut dilakukannya agar pengejarnya kehilangan jejak. Ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu, ia berharap agar para pengejarnya tidak mengenali bahwa jejak yang ditinggalkannya itu adalah jejak manusia, yaitu jejak Mayadenawa.


Usaha mayadenawa gagal. Akhirnya ia ditangkap oleh para pengejarnya. Namun sebelum itu, dengan sia-sia kesaktiannya ia berhasil menciptakan mata air beracun yang menyebabkan banyak kematian bagi para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air ciptaannya itu. Batara Indra pun menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun tersebut. Air penawar racun tersebut diberi nama Tirta Empal (yang bermakna ‘air suci’). Kawasan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah wilayah yang dikenal dengan sebutan Tampaksiring.


Menurut riwayatnya, disalah satu sudut kawasan Istana Tampaksiring menghadap kolam Tirta Empul di kaki bukit, dahulu pernah terdapat bangunan peristirahatan milik Kerajaan Gianyar. Di atas lahan itulah sekarang berdiri Wisma Merdeka, yaitu bagian dari Istana Tampaksiring yang pertama kali dibangun.  


Istana Kepresidenan Tampaksiring berdiri atas prakarsa Presiden I Republik Indonesia, Soekarno, sehingga dapat dikatakan Istana Kepresidenan Tampaksiring merupakan satu-satunya istana yang dibangun pada masa pemerintahan Indonesia. Presiden Soekarno pun juga memiliki ikatan persaudaran di Bali, itu juga salah satu sebab Istana Kepresidenan didirikan di Bali. Istana Tampaksiring ini pun dulunya sering digunakan untuk tempat peristirahatan para tamu negara, hal ini juga dikarenakan pada dahulu belum terdapat penginapan seperti Hotel.


Pembangunan istana dimulai tahun 1957. Namun dalam rangka menyongsong kegiatan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV (ASEAN Summit XIV) yang diselenggarakan   pada tanggal 7-8 Oktober 2003. Istana Tampaksiring menambahkan bangunan baru berikut fasilitas-fasilitasnya, yaitu gedung untuk Konferensi dan untuk resepsi. Selain itu, istana juga merenovasi bangunan Balai Wantilan sebagai gedung pagelaran kesenian.


Istana Kepresidenan Tampaksiring dibangun secara bertahap. Arsiteknya ialah R.M Soedarsono. Bangunan yang  pertama kali adalah Wisma Merdeka juga Wisma Yudhistira, yakni pada tahun 1957. Pembangunan berikutnya dilakukan pada tahun 1958, dan semua bangunan selesai pada tahun 1963. Selanjutnya, untuk kepentingan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV, yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 7-8 Oktober 2003, Istana dibangun gedung baru untuk dipergunakan Konferensi beserta fasilitas-fasilitas yang terdapat dan merenovasi Balai Wantilan. Kini Tampaksiring juga memberikan rasa kenyaman kepada para pengunjungnya (dalam rangka kepariwisatawan) dengan membangun pintu masuk tersendiri yang dilengkapi dengan mendirikan pintu masuk tersendiri yang dilengkapi dengan Candi Bentar, Koro Agung, serta Lapangan Parkir berikut Balai Bengongnya.


Keistimewaan dari Istana Tampaksiring adalah merupakan satu-satunya  istana yang dibangun oleh bangsa Indonesia sendiri dan bangunannya menonjolkan ciri keIndonesiannya yang sangat kental seperti susu kental manis, kenapa kental manis? Karena bukan susu bubuk xixixi. Rancangan bangunan Istana Tampak siring juga sangat fungsional, menonjolkan kesederhanaan dan fungsinya sebagai wisma peristirahatan. Batu—batu alam dan batubara halus khas Bali sengaja ditonjolkan untuk menciptakan corak kesederhanaan. Ukiran batu paras dan tiang-tiang kayu gaya Bali terasa padu dalam konsep arsitekturnya, bukan sebagai elemen tambahan yang ditempelkan.


Konstruksi beton digunakan untuk menerjemahkan rancang bangun yang menuntut bentangan-bentangan lebar. Semua bahan kayu jadi serta bahan—bahan bangunan lainnya, kecuali pasir dan batubata, didatangkan dari pulau Jawa. Adapun elemen artistiknya, ukiran kayu dan batu, dikerjakan oleh para seniman Bali. Paduan warna oren muda, versi lembut dari warna natural batubata, dan abu-abu yang dipilih juga merupakan elemen kesamaan yang seakan tidak lekang oleh zaman.



Wisma Merdeka dan Wisma Negara merupakan dua bangunan di kompleks Istana Tampaksiring yang paling banyak menampilkan cirri arsitektur Bali. Beberapa bagian kedua wisma itu memakai dinding teterawangan, yaitu tembok dengan ukiran timbul dan berlubang khas Bali. Juga banyak dijumpai elemen arsitektur dan ukiran kayu yang dicat dengan nuansa warna biru dan emas. Sedangkan atapnya terbuat dari sirip dengan pasangan biasa seperti pada perumahan kota. Wisma Merdeka memiliki pintu ukir khas Bali. Berdinding pigura berhiaskan bunga kayu khas Bali sepanjang dinding, dengan dominasi warna kuning mas yang megah. Sementara semua patung dan lukisan yang terpilih. Balai Wantilan atau pendapa yang difungsikan sebagai tempat untuk pengelaran kesenian sepenuhnya dibangun mengikuti arsitrktur tradisional Bali. Bangunan ini beratap ilalang dan tiang-tiangnya dari batang kelapa. Sesuai perkemmbangan zaman dan pertimbangan keamanan, tiang-tiang dari batang ini lalu kemudian diganti dengan tiang beton yang mirip dengan bentuk batang kelapa. Di bagian depan balai ini tampak panggung pertunjukan seni yang berlatarkan pintu gapura candi Bentar. Di kiri dan kanan depan panggung terdapat patung burung garuda dan di bagian belakang ruangan berdiri patung kayu yang melukiskan raksasa Kumbakarna yang dikerubuti kera. Semuanya dipahat dari satu pokok kayu. Pada dinding bagian belakangnya dihiasi relief batu paras, yang menggambarkan kisah Ramayana.
Renovasi interior yang dilakukan pada tahun 2003 telah meningkatkan kenyamanan Istana Tampaksiring sesuai dengan gaya hidup modern tanpa meninggalkan konsep desain aslinya. Semua kamar mandi di Wisma Merdeka dan Wisma Negara misalnya, mengalami perubahan agar sesuai dengan standar kamar mandi hotel berbintang lima.
Di dalam kondisi lingkungannya, istana ini juga memiliki keistimewaan yaitu yang terletak di atas gunung sehingga pemandangannya yang sangat indah dan juga udara yang sangat sejuk. Jauh dari lingkungan perkotaan sehingga membuat suasana menjadi sangat nyaman dan tenang. Hal ini lah yang membuat Soekarno menjadi sangat nyaman ketika sedang memikirkan masalah mengenai presiden. Tanaman-tanamannya juga sangat terawat, sehingga dapat mendukung pemandangan alam di sekitarnya. Kebersihan Istana Kepresidenan ini sangat terjaga pula. Dengan bantuan sekitar 40 orang pekerja untuk menjaga kebersihan Istana Tampaksiring ini.

Perbedaan dengan Istana Kepresidenan yang lain
Pembeda yang sangat menonjol yaitu adalah pembuatnya. Hal  ini dikarenakan Istana Tampaksiring dibuat oleh bangsa indonesia sendiri, sedangkan istana yang lain dibuatkan oleh para penjajah Indonesia. Dan dari bangunannya pun sangat berbeda karena Istana Tampaksiring menonjolkan ciri keIndonesiannya yang sangat kental. Tidak terdapat pilar-pilar besar yang menampilkan kesan agung dan kemewahan seperti Istana Kepresidenan Jakarta atau Istana Bogor. Bangunan-bangunan istana ini lebih terlihat pendek dan juga kecil. Dan salah satu ciri arsitektur dari bangunan-bangunan Istana karya R.M. Soedarsono ini adalah pengunaan pipa-pipa sebagai susuran di beberapa teras. Sekilas tampak seperti susuran kapal, namun sebetulnya pipa-pipa ini juga berfungsi sebagai saluran air. Pembangunan Istana Tampaksiring ini juga mempertimbangkan kondisi sosial lingkungan sekitar. Sebelum bangunan didirikan, dibuatlah sebuah pusat kesehatan masyarakat dan pos polisi di Desa Manukaya. Unit pembangkit listrik yang dibangun khusus untuk istana pun ikut dinikmati oleh warga di sekitar. Di istana ini terdapat pula landasan helikopter.

Nah, itu tadi pengalaman kami yang sangat asyik n sangat menyenangkan. Semoga pengalaman kami ini bisa bermanfaat bagi pembaca blog kami.

GOOD BYE GAES MWAH :*





Tidak ada komentar:

Posting Komentar